Selasa, 15 November 2011

Pondok pesantren Asy-syarifah



PONDOK Pesantren asy syarifah ini di susun oleh K.H. WAHAB MAHFUDHI yang terletak di Desa Brumbung Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

Pondok pesantren putra putri ini adalah sarana untuk mendidik anak bisa membaca al-Qur'an bahkan bisa nyampai menghafal al-Qur'an, bukan hanya itu saja tapi masih banyak yang lain seperti ngaji kitab,TPQ,zibaan,nariyahan dll. Yang paling menarik adalah pada waktu bulan Ramadan di pondok yaitu dalam setiap shalat tarawih, ada dua juz atau sekitar empat belas lembar Alquran yang dibaca oleh santri.bahkan pada bulan puasa banyak orang tua yang menitipkan anaknya di ponpes asy syarifah agar anaknya bisa menjadi anak yang sholeh sholehah amieen,,,,,,

''Setiap shalat tarawih membutuhkan waktu sekitar dua jam,'' ucap umi yang juga sebagai pengasuh pondok pesantren yang khusus mencetak penghafal Alquran (hafizah) tersebut. Namun shalat tarawih dua juz tersebut hanya berlangsung separo Ramadan pertama. ''Separo Ramadan kedua hanya membaca surat-surat madaniyah (surat panjang dalam Quran). Sebab, pada 21 Ramadan banyak santri yang pulang kampung,'' ucap Umi.

Murid Hajar Jariyah dari Pondok Pesantren Asy-Syarifah Brumbung itu juga mengatakan, meskipun hafal Quran, dalam bertindak sebagai imam dia juga perlu didampingi orang-orang yang menyimak bacaannya.

''Biar kalau ada yang keliru bisa dibetulkan,'' tutur istri Pujiono, pemilik PT Sinar Lendoh Terang tersebut. ''Berbeda dengan shalat di Makkah, tidak perlu disimak, sebab makmum di barisan pertama biasanya hafal Quran semua,'' lanjut wanita yang selalu berjilbab itu.

Nuansa Ramadan di pondok yang didirikan pada 2002 tersebut hampir tidak berbeda dengan hari-hari biasa. Bisa dikatakan Ramadan sepanjang bulan di pondok tersebut. Pasalnya, setiap hari setiap bulan selama dua puluh empat jam nonstop selalu ada santri yang membaca Al Quran di aula pondok tersebut.

''Hal itu sudah dilakukan sejak Juli 2003. Santri bergantian membaca Quran selama dua puluh empat jam,'' terang Pujiono. Dia juga mengatakan, pondok pesantren yang kini memuat lebih dari 300 santri putri dan 100 lebih santri putra, setelah Lebaran akan membuka penerimaan santri baru.

Menurutnya, santri harus sungguh-sungguh belajar tanpa terganggu atau diselingi aktivitas lainnya. Umi juga menuturkan, santri akan kesulitan menghafal Quran jika disambi sekolah. ''Mayoritas santri di sini lulusan SMA atau aliyah dan MTs atau SMP, sedangkan sisanya lulusan MI atau SD. mereka berasal dari Demak, Magelang, Purworejo, Brebes, Madiun, bahkan ada yang dari Sumatra,'' terang Umi.(by: TOHARI AHMAD)